Sweet Potato Cheese Pear Sauce

Ini resep buat 8 month +

Happy Cooking, Happy MPASI-ing

Bahan :

1.Sepotong Ubi ukuran sedang, potong dadu kecil, kukus

2.Keju parut secukupnya

3.Pear ukuran kecil, kukus, blender halus (ga dikukus juga ga apa-apa)

Cara :

1. Taro ubi di wadah makan bayi

2.Taburkan Keju Parut di atas ibu tadi

3.Siram dengan Pir halus

Hmm…rasanya maknyuus pisan manis walaupun tanpa gula…Maknya aja doyan, anaknya juga. Afini senang banget ^^

Working Mom

Menjadi working Mom, tentu mempunyai tantangan yang berbeda dengan ibu rumah tangga full time. Walaupun idealnya menjadi ibu rumah tangga full time itu adalah keputusan yang luar biasa, untuk saat ini saya menikmati peran menjadi working mom. berat? tentu..tapi menjadi apapun seseorang punya ujian dan tantangan masing-masing.

Hanya ingin berbagi, ini jadwal saya sehari-hari, berbagi tanggungjawab melayani anak, suami, dan berkarir sekaligus.

03.30 or 04.00 Bangun Pagi, kalau sempat Tahajud

04.15-05.00     Masak MPASI Afini (100% saya yang nyiapin)

05.00               Packing MPASI dalam wadah tertutup yang sudah dingin ke kulkas, buah disiapkan dalam bentuk potong/puree/puding/tabur yoghurt.

05.05               Shalat Subuh dan dzikir

05.30               Menyusui Afini

05.45               Mandi

06.30               Go to School

09.30                Pumping 1st edition

13.00                Pumping 2nd edition

15.30                Pulang

16.00                Nyusui Afini langsung

17.00                Ngasih makan sore buat Afini

17.30                Mandiin sore Afini

19.00                Nyusui Afini

19.00                Beresin perlengkapan pumping

 

Afini Sakit :(

Ya Allah begini ya rasanya kalau anak sakit. kerjaan jadi ga tenang. Fikiran senantiasa melayang ke rumah. gimana ya kabarnya sekarang. sudah 3 hari ini Afini sakit panas. sebelumnya dibawa pengajian ke Manglayang Regency. Mungkin karena ga pake jaket juga. Menyangka dekat, padahal harusnya dijaket. Ya Allah kasian banget liat bayi mungil itu terbatuk-batuk, bersin dan juga panas. HIngga nangis dan maunya digendong terus. Afini, Bunda sayang Afini.

Dikasi obat sama bidan, eh ternyata sembuh hari ke dua. dihentikan, malah menjadi lagi. Afini, sabar ya Nak. Cepat sembuh, Bunda sayang Afini.

Berubah atau Mati

Perubahan datang tak diundang. Perubahan datang tanpa permisi. Mengetuk pintu setiap insan suka maupun tidak suka. rela hati maupun terpaksa. siap atau tidak siap.

Perubahan mengagetkan sekaligus membuat adrenalin bergejolak kencang. kadang karena senang, kadang karena sedih. Tetapi itulah kehidupan, alangkah membosankannya jika semua serba terprediksi pun alangkah tak nyamannya jika semua serba penuh keterkejutan.

Perubahan adalah teman setiap insan. berbahagialah orang yang sudah berteman akrab dengan perubahan. dan lebih berbahagia lagi, orang-orang yang mengerti bagian mana dari hidup yang harus diubah dan bagian mana yang seharusnya tetap abadi tiada tergoyahkan.

 

Happy Exchange^^

Nih,Hasil resensinya ^^

Resensi novel  Kau, Aku dan sepucuk Angpau

 

Identitas Buku

Judul               : Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah

Penulis             : Tere Liye

Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama

Halaman          : 507 halaman

Cetakan           : ke-1

ISBN               :978-979-22-7913-9

 

Sinopsis

Hidup memang sebuah perjuangan. Setidaknya itulah yang dialami oleh tokoh utama novel ini, Borno. Terlahir dari keluarga seadanya, Borno harus menerima kenyataan di usia remaja tanggung bahwa sang Bapak yang merupakan tulang punggung keluarga meninggal karena tersengat ubur-ubur ketika mengemudikan sepit, sejenis rakit modern di sungai Kapuas.

Rupanya dari meninggalnya sang ayah inilah Borno berkenalan dengan Mei, anak dokter kaya yang melakukan operasi bedah jantung pada Ayahnya. Borno menjadi pengemudi sepit setelah mencoba berbagai jenis pekerjaan kasar. Baginya kemandirian adalah harga mati yang harus diperjuangkan. Setiap pagi Borno bertemu mei, yang secara misterius selalu datang pada jam tertentu ketika Bormo menarik sepit. Perkenalan berlangsung tidak sengaja, tapi sebenarnya sudah disetting Mei.

Borno selalu ingin mengetahui segala sesuatu tentang Mei, sedangkan Mei amat tertutup dan penuh misterius. Sikapnya amat mengundang rasa penasara n Borno. Di tengah rasa penasaran itulah, hadir pak tua dengan perannya sebagai teman sekaligus penasehat Borno. Borno diingatkan untuk tetap melanjutkan kehidupan dan tidak keras kepala terhadap cerita hidupnya di kemudian hari.

Beberapa kali Mei hilang dan bahkan pergi jauh ke Surabaya membuat Borno jadi kehilangan arah. Beruntung dia punya pak tua, Andi dan Bapaknya yang kemudian menjadi tempat penemuan bakat besar Borno. Ternyata dia sangat berbakat dalam bidang permesinan. Maka terjunlah Borno ke dunia bengkel  sampai bisa mempunyai bengkel sendiri di jalan strategis di Pontianak, hasil kongsi dengan bapak Andi.walau perjalanan tak selalu mulus, karena Borno pernah ditipu habis-habisan oleh penjual bengkel.

Di akhir cerita barulah Borno tahu cerita sebenarnya. Bahwa ibu Mei lah dokter yang melakukan operasi bedah jantung pada bapaknya. Sebuah operasi yang tidak perlu, namun ibu Mei terbutakan oleh gengsi dan prestasi. Akibatnya nyawa bapak Borno melayang, padahal ibu Mei sebetulnya sanggup menyelamatkannya. Dan Sarahlah anak bapak yang terselamatkan nyawanya dengan donor jantung tersebut. Sepucuk Angpau merah yang dijatuhkan pada pertemuan pertama itulah yang memberitahukan segalanya. Tapi Borno baru tahu setelah beberapa tahun, setelah rasa penasaran dengan sikap Mei yang mengulur-ngulur.

Borno tetap memilih Mei meskipun dia tahu kenyataan yang sebenarnya. Bahkan walaupun Sarah, dokter gigi tersebut tampil menarik dan luwes di hadapan Borno. Dengan dukungan psikologis Pak Tua, Borno berhasil mencapai sukses dalam karirnya, membangun bengkel di kawasan strategis dan melanjutkan kuliah lagi di bidang Teknik Mesin.

 

Kelebihan (sekaligus amanat)

Novel ini mengajak kita untuk bekerja keras dan mandiri, sebuah karakter yang mulia namun tak semua orang memilikinya. Dalam bekerja keras tersebut, pencarian bakat terbesar dimulai, hingga dengan tak gengsi-gengsi menjalani berbagai pekerjaan sampai menemukan yang pas. Tokoh utama diceritakan juga sebagai orang yang punya rencana dan berani membuat rencana di tengah keterbatasan.

Profesi montir dan pengemudi sepit merupakan profesi yang diangkat dalam novel ini. , yang sudah familiar kita ketahui. Di samping profesi dokter yang sudah familiar bagi orang kebanyakan. Ini menarik sekali, sebab 2 profesi ini adalah profesi yang jarang dilirik orang. Dengan gaya penceritaan yang detaik. Tere Liye mengungkapkan pada kita. Hingga banyak sekali wawasan dalam bidang permesinan yang kita ketahui kemudia. Untuk orang yang tidak mempunyai basic teknik mesin (baca;mempunyai basic ilmu ekonomi), pastilah penulisnya telah melakukan survey yang total sebelum menulis, hingga terhindar dari penulisan yang asal dan sok tahu. Survey, bagaimanapun adalah hal penting untuk mencapai akurasi isi novel.

Disamping itu, novel ini juga banyak mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Layaknya novel-novel yang lain, selalu berkesan di jiwa pembacaya karena menyorot kehidupan dengan segala realitasnya. Tentang kisah pencari kerja, tentang kehidupan para pengemudi sepit yang mulai terpinggirkan, tentang bagaimana menghargai persahabatan, juga bagaimana membuat berbagai aktifitas positif di tengah kondisi yang serba tidak jelas yang seringkali mendorong pada perasaan negative.

Sarat dengan nilai budaya, itu juga menjadi ciri khas novel. Menarik karena mengemukakan asal-usul kota Pontianak. Juga penceritaan tentang gegrafisnya yang berdekatan dengan Malaysia dan Brunei. Aspek cultural ini cukup kental dalam novel, termasuk daerah-daerah yang menjadi setting penceritaan novel. Didukung dengan penceritaan yang hidup, maka seakan-akan pembaca berkelanan sendiri di sungai Kapuas dan berbagai tempat yang menjadi setting novel ini. Jika di dalam novel ada perjalanan menuju Malaysia, maka seakan-akan si pambacanya sendiri yang berkelana mengunjungi jalan-jalan dan kota di Malaysia.

 

Kelemahan

Disamping berbagai kelebihan yang ada, novel ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Proses penceritaan yang terlalu detail dan panjang membuat pembaca bisa kelelahan membaca, terutama bagi yang kurang sabar. Terkadang beberapa kalimat mengalami pengulangan-pengulangan hingga dikhawatirkan mengundang rasa bosan dari pembaca. Satu lagi, konflik-konflik dalam novel ini juga kurang menggigit, hingga minim kejutan-kejutan yang mengundang adrenalin. Alangkah lebih baik jika halamannya kurang dari yang sekarang. Dan konflik lebih menggigit, seperti konflik yang terjadi pada kasus rujuk Togar-Unai yang terasa lebih seru daripada konflik Borno.

 

Mengapa layak Dibaca?

Terlepas dari berbagai kelemahan yang ada, novel ini cocok dibaca oleh kalangan umum dewasa. Sebagai novel yang terkategori novel dewasa, novel ini hadir sebagai variasi atas novel-novel dewasa Indonesia yang melulu membicarakan cinta. Sebab cinta yang disampaikan dalam novel ini adalah cinta yang berbentuk perbuatan. Novel ini sangat inspiratif karena menghargai kerja keras dan perjuangan dalam mendapatkan keberhasilan.

Buku-buku Tere Liye selalu mengambil ciri khas yang berbeda; bagaimana memaafkan diri sendiri, berdamai dengan situasi, dan melakukan yang terbaik di tengah kondisi yang buruk sekalipun. Jika dibaca buku-buku novel penulis selain buku ini, dengan mudah kita akan menemukan kesamaan-kesamaannya. Apa yang diceritakan dalam novel ini sesungguhnya adalah nilai-nilai kehidupan yang sejatinya setiap orang membutuhkan, namun diselipkan dengan cerdas dalam permasalahan tokoh-tokohnya. Mengambil pelajaran hidup dari novel ini, tentu membuat pembaca jadi lebih dewasa, apalagi yang mengalami permasalahan serupa.

 

Penokohan

Tokoh-tokoh yang terlibat dalam novel adalah

Borno: pengemudi sepit, si bujang mandiri, punya harga diri yang tinggi, berbakat dalam bidang permesinan, dalam novel dikisahkan sebagai tokoh utama yang punya rasa suka pada Mei, gadis misterius

Mei : Misterius, senantiasa berwajah sendu, tertutup, gadis anak dokter ternama, berjiwa pengajar.

Pak Tua : Bijaksana, berpengalaman luas, santai, penuh kejutan, tokoh yang banyak menginspirasi Borno, sesuai usianya sudah tua, membujang sampai tua.

Togar : Keras kepala, berjiwa penguasa, tokoh yang berpengaruh di kalangan para penarik sepit, menikah dengan anak suku terpencil di pedalaman Kalimantan

Sarah : Ceria, to the point, gadis vulgar, dokter gigi kaya, berjiwa dermawan, pandai membalas budi

Andi : Konyol, santai, loyal pada sahabat, bekerja di bengkel bapaknya sebagai asisten

Daeng bapak Andi : berjiwa wirausaha, super optimis namun juga mudah down ketika dapat masalah, mandiri, fair.

Selain itu juga ada peran pendamping : Jauhari, Jupri, pak Sihol, petugas timer sepit, Ibu Borno, Bibi pembantu di rumah Mei, Unai istri Togar dan lain-lain.

 

Alur

Alur yang digunakan adalah alur maju mundur.

Happy New Mother

Menjadi Ibu…sungguh luar biasa

Anugerah yang Allah tak berikan pada kaum laki-laki. Pada awalnya, tentu sebatas pengetahuan. Namun, akhirnya setelah menjalani, afeksinya jadi lebih terasa. Anugerah yang akan berlipat kali disyukuri manakala teringat cerita orang-orang yang sudah lama menikah, namun Allah belum karunia keturunan (dengan alasan terbaik yang hanya Dia yang Maha Tahu).

Teringat saya dengan kisah salah satu orangtua murid di sekolah. Sembilan tahun setelah menikah, mereka belum dikarunia keturunan. Waw, sungguh ujian yang tak ringan. Bayangkan Sembilan tahun. 9 X 365 hari. Penantian yang panjang dan entah kapan berakhirnya, mungkin itu yanga ada dalam benak mereka. Fitrah sebagai pasangan suami istri, tentu ingin keturunan dari benih mereka sendiri. Sembilan tahun, baru Allah ijabah doa dan harap mereka. Seperti Nabi Zakaria, yang menunggu sampai usia uzur untuk mendapatkan putra, sementara mereka sendiri adalah pasangan yang mandul. Seperti apa perasaan mereka ya? Ah, bahkan untuk alasan yang hanya Allah Tahu, Siti Aisyah yang muliapun tak mendapatkan anugerah keturunan tersebut.

Alhamdulillah, Allah anugerahkan kehamilan kepada saya berselang 3 bulan pasca menikah. Sebelum tahu hamil tersebut, saya sering sekali ditanya-tanya oleh orang-orang sekitar. Pun, ibu mertua yang kayaknya ingin cepat-cepat punya cucu. Sampai-sampai saya dicurigai memakai KB, hehehe…ada-ada saja. Hal yang berusaha saya tanamkan pada diri saya saat itu bahwa Allah memang akan menganugerahkan pada saat yang tepat. Walau, dalam pengamatan saya, suami sepertinya ingin banget punya anak segera. Saya berusaha memanfaatkan masa-masa menjelang punya anak tersebut dengan pengenalan dan adaptasi dengan karakter suami. Lha, ga mudah tho beradaptasi dengan orang yang belasan tahun hidup di dunia yang berbeda dengan diri kita.

Tanggal 14 April 2012, akhirnya menjadi hari bersejarah dalam hidup saya, manakala pagi itu waktu fajar mulai menyingsing, pukul 06.35 suara tangisan seorang bayi nan suci pecah pertama kalinya. Resmilah sudah status sebagai Ibu tersandang di pundak saya, dan tentunya status ayah di pundak suami saya. Hari itu, Allah menitipkan amanahNya, milikNya beserta sejumlah amanah yang nanti akan dimintai pertanggungjawabannya.

Beginikah rasanya menjadi Ibu? Rasa sakit ketika melahirkan, hilang seketika mendengar suara tangisan dede pertama kali. Hingga tak lagi peduli dengan jahitan sang dokter yang kalau dirasa-rasa lumayan sakit juga rasanya.

Afini Nafiya Mumtaza begitulah panggilan terindah yang kami berikan berdua pada bayi imut itu. Wah, jadi Ibu lumayan subjektif juga ya, rasanya Afini jadi putri tercantik di dunia. Ya mudah2n itu adalah fitrah kasih sayang yang Allah sematkan pada sanubari seorang Ibu.

Afini, terinspirasi dari AlMatsurat, sebuah do’a yang dihaturkan pada Allah agar dianugerahkan kesehatan. Allahumma aafinii fii badani, allahumma aafinii fii sam’I, allahumma aafinii fii bashari… semoga dede sholihah menjadi anak yang sehat lahir bathin, amin

Nafiya, terinspirasi dari hadits yang berbunyi’ sebaik-baik kamu adalah yang bermanfaat untuk orang lain (nafi’un li ghoirihi)…dengan sedikit serapan jadi deh Nafiya…semoga dede sholihah tak hanya cerdas, tapi juga bermanfaat untuk sebanyak2nya orang. Tak semua orang yang cerdas dan kaya, kemudian menjadi kebaikan untuk orang lain.

Mumtaza, terinspirasi dari KCB. Dari gelar yang diberikan kepada seorang tokoh di dalam novel tersebut yaitu Furqon yang lulus S2 dengan prediket Mumtaz! Alias sempurna. Semoga dede sholihah menjadi Muslimah cerdas yang akan menandingi para sekulerisme and yahudi. Amin! Orang Islam butuh orang yang cerdas ya De…

 

Dengan Penuh Syukur

Cinunuk, 18 Mei 2012

 

happy new mother

new

Lapang

Lapang

Lapang hati

Lapang jiwa

Lapang dada

Lapang segalanya

Lapang……….

Tak selamanya lapang jadi teman

Kadang ia begitu jauh

Tak terjangkau jiwa dan raga

Lapang…..

Kelapangan adalah harap

Harap insan di muka bumi

Keharapan yang sungguh niscaya

Lapang

Bila ia terasa jauh

Maka panggillah ia agar mendekat

Atau…buatlah lapang sendiri

Dalam hati yang seluas samudera

Lapang

Lebih baik dibuat

Daripada diharap

Sepakat de, makanya pemkot bandung sedang buat lapang sepak bola di gede bage… hehe

Jodoh; kesamaan atau menggenapkan

Kukutip tulisan ini dengan berbagai penggubahan…………

Kalau dulu aq mempunyai idealisme tersendiri tentang siapa yang menjadi pendamping hidupku, maka waktu telah membawa beberapa perubahan dalam hidupku. Yeah, mengutip kata2 dalam novelnya andrea hirata Time Heals Every Wounds. Waktu bisa mengubah segalanya. Kata Hasan al Banna juga : waktu adalah obat, time is medicine. Pantes ya, rasa-rasa yang negatif membutuhkan waktu untuk bertransformasi menjadi positif.

Contoh : dulu, saya sangat gandrung dengan yang namanya aktifitas yang mobile, hingga ga betah di rumah. Bepergian dan berinteraksi dengan orang-orang baru adalah kegemaran saya. Berada dalam iklim yang dinamis, sesaat membuat saya melambung dalam lautan idealisme. Namun, lama-kelamaan sedikit demi sedikit lautan realitas menggempur saya. Saya mulai melihat dari sudut pandang orang-orang kebanyakan, hmm betapa saya bisa memahami jalan berfikir orang yang dulu saya tak pahami.  Itu saya alami selepas kuliah; bahwa saya harus bekerja, bahwa saya harus berbagi dalam bentuk uang, bahwa saya diharapkan untuk mempertahankan kehormatan keluarga, bahwa saya berhadapan dengan realitas dalam dunia kerja yang tak selamanya indah, bahwa kemudian pekerjaan di butuhkan untuk menjaga harga diri sebagai seorang manusia dan sebagainya, bahwa betapa banyak orang melakukan pekerjaan apa saja demi menghidupi keluarganya dan beragam realitas yang terlalu panjang untuk diceritakan.

Tentang jodoh adalah salah satunya. Beragam kriteria tentulah ada dalam benak, sampai kelak Allah mempertemukan dengan jodoh yang tersurat dalam Lauhul Mahfuzh. Jodoh dalam pandangan saya pada awalnya adalah kesamaan-kesamaan atau kesekufuan. Inilah yang kemudian menjadi salah satu parameter dalam menemukan atau ditemukan oleh jodoh saya.

Namun, kemudian yang saya temukan dan yang Allah pertemukan adalah seseorang yang begitu berbeda dengan saya dan seseorang yang menggenapkan saya.  Artinya beliau punya sesuatu yang saya tak punya. Sebuah kenyataan yang tentu tak serta-merta saya lihat dari awal. Ya, maklumlah yang namanya manusia ilmunya serba terbatas. Apa yang dilihat, belum tentu apa yang sebenarnya terjadi.

Eh, udah adzan Isya. Distop dulu yah.

Disambung lagiii…………………

Beberapa perbedaan yang saling melengkapkan tersebut, tentu tak langsung terlihat di depan saya. Seiring perjalanan waktu, ditemukanlah satu per satu. Perlahan-lahan semua yang terasa tak logis, menjadi logis seiring waktu. Aku yang rada sembrono seringkali harus diingatkan oleh beliau yang bertipe-kan QC sejati. Alias detail dan seksama banget gitu lho..haha..maka dari itulah saya tak pernah ditempatkan sebagai seorang quality control yang menentukan layak tidaknya sebuah produk dilempar ke pasar. Ya mana mungkin diserahkan finishing touch tersebut pada seorang yang tak detail.

Jadilah, beliau yang mengingatkan setiap tengah bulan untuk membayar kontrakan, setiap pergi memeriksa apakah helmnya sudah bertengger di kepala atawa belum haha pernah tak pake helm gara-gara tergesa-gesanya, bahkan ketika 5 hari bersama ketika saya sedang membuat rundown acara untuk 2 hari kemudian, beliau yang pendiam itu duduk di samping saya (amboi antara grogi dan senang hehe), lalu menunjuk satu kata yang ketinggalan satu huruf. Wah, dasar perfeksionis! Malu saya euy. Dalam banyak hal beliau lebih peka daripada saya.

Trusnya, saya juga suka-suka membelanjakan uang. Dulu kan saya mikirnya, ya terserah saya dong saya mau apakan uang saya, toh ini hasil kerja saya. Namun, ketika udah berkeluarga tentu saja semua pengeluaran dan pendapatan wajib diperhitungkan, kecuali catat ini:SEDEKAH. Dalam sedekah ga berlaku hitungan logis matematis. Nah, beliau inilah yang rada selektif dalam pengeluaran, jadi saya agak-agak menurunkan standar juga hehe. Orangnya hemat banget dan ga gampang tergoda dengan yang namanya diskon besar. Bagi beliau kalau butuh semahal apapun dibeli. Kalau ga butuh ya semurah apapun dibiarkan lewat di depan mata. Beda gitu lho dengan saya yang seorang perempuan.

Dalam komunikasi juga agak berbeda. Beliau ini orangnya hemat bicara dan lebih suka diam, sementara saya suka bicara dan susah menghentikan pembicaraan. Gaya yang unik adalah salah satu dari dua percakapan berikut.

Jika beliau yang mengingatkan saya yang sedang seru bercerita, pasti komennya kayak begini; “Adek koq kuat banget ya ngomongnya?” atau “Adek yang begitu aja diceritain”. Kadang juga, “Koq mimpi diceritain segala dek?”

Kadang saya yang nyadar kalau mendominasi, jadi ngomongnya kayak begini, “Mas pasti lagi mikir, kapan adek berhenti ngomongnya ya?”

Hehe..jadi kangen deh yang masih di pabrik.

“adek …., yang begini aja kok ditulis.” Hehe becanda de, hmm moga makin banyak hikmah yang terkuak  dan membuat kita bahagia ya dek…Amin. Terima kasih ya Allah,tlah Kau kirimkan perempuan ilham dari syurga untuk menemaniku mengarungi kehidupan dunia yang seringkali teramat melelahkan….

Keep writing to change the world ……

Hari Bersejarah

Hari ini adalah hari bersejarah bagiku, sebab di hari ini aku membeli laptop yang baru. Bukan latop sebenarnya, tapi netbook dengan ukuran 10 inchi. Alhamdulillah, latop yang lama segera akan ditransfer kepada adik. Mudah-mudahan memberi manfaat dan keberkahan untuk semuanya………….

Samsung, ada juga ya laptop merk nya samsung, perasaan baru denger!

Kehamilan yang makin membesar membuatku semakin berat memikul laptop yang beratnya 2 kilogram tersebut. Aku membutuhkan netbook yang lebih praktis dan simple untuk dibawa kemana saja. Maka cukuplah dengan berat 1 kg, rasanya cukup pas dibawa di tas samping. Hehe, alhamdulillah, emang udah saatnya punya laptop baru.

Sekaligus memulai menulis lagi, banyak ide bertebaran dan harus segera ditangkap agar tak lepas begitu saja.

Hari bersejarah, oktober 2011

Previous Older Entries